PASURUAN – Sakeramania kembali bersuara lantang. Suporter fanatik Persekabpas ini rupanya masih belum puas dengan penjelasan pengurus lama soal sisa dana yang dialokasikan dari dana hibah APBD untuk Persekabpas 2007 senilai Rp 22,5 M.
“Terus terang kami ingin ada kejelasan soal sisa dana Rp 22,5 M ini. Kalau hanya untuk kompetisi baik senior maupun junior, saya rasa dana ini masih banyak sisa. Saya dengar masih sisa Rp 7 M lebih. Tapi, sampai sekarang pengurus lama belum membicarakan hal ini secara jelas,” ujar M. Yanto, korwil Sakeramania asal Bangil saat berada di tengah-tengah Sakeramania lainnya di Rumah Makan Gempol Asri, kemarin.
Acara yang digagas KPK (Koordinator Pusat Kabupaten) Sakeramania ini dihadiri sekitar 100 orang. Menurut Ahmad Syakroni, penggagas acara, sedianya acara kemarin hanya untuk ajang halal bihalal antarseluruh elemen Sakeramania. “Tapi, kalau ada Sakeramania yang membahas soal lain, itu adalah aspirasi dari arus bawah. Kami sendiri hanya menyelenggarakan acara ini untuk halal bihalal,” cetus Roni, panggilan akrab Ahmad Syakroni, kemarin.
Acara ini juga sedianya mengundang pengurus dan mantan pengurus Persekabpas, jajaran pelatih dan unsur Muspika setempat. Sayang, tidak satupun pengurus dan mantan pengurus yang hadir. Hanya, pelatih Abdul Muntholib, Camat Gempol Suwito Adi yang berusaha ikut halal bihalal dengan jajaran Sakeramania ini.
Karena forumnya halal bihalal, mereka pun tidak memakai atribut kebesaran. Para Sakeramania dari 24 Korwil ini memakai pakaian bebas. Ada yang pakai baju takwa, kostum, kemeja dan sebagainya. “Kami memang mengundang mereka untuk saling memaafkan saja. Jadi, tidak perlu atribut suporter,” cetus Roni.
Hanya, ketika sesi dialog, beberapa Sakeramania berupaya sumbang saran. Yanto, Korwil Sakeramania bersuara lantang, tentang sisa anggaran Persekabpas 2007. “Kami sendiri meminta para anggota dewan ikut memberi penjelasan dalam hal ini. Mereka yang mengedok anggaran, maka mereka pun harus tahu kemana aliran dan pertanggungjawaban pengurus. Masak dewan tidak tahu, kan aneh,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Suryono Pane. Kordinator Sakeramania asal Beji ini juga meminta transparansi anggaran tahun lalu, biar menjadi acuan tahun ini. Suryono tidak habis pikir dengan aliran dana sebesar Rp 22,5 M, ternyata masih ada tunggakan pada pemain dan pelatih Persekabpas saat itu.
“Tadi saya tanya Pak Tholib, ternyata memang benar, dia belum dibayar dari sisa gaji tahun lalu sebesar Rp 10 juta. Sampai biaya untuk memperoleh sertifikat lisensi B saja, harus dengan uang sendiri. Lha, kemana saja aliran dana yang Rp 22,5 M itu,” terang Suryono.
Menurut Sakeramania yang juga mendalami masalah hukum ini, dirinya menyarankan pada pemain dan pelatih yang gajinya tidak dibayar pada musim lalu untuk mengajukan gugatan hukum. “Itu hak pemain dan pelatih. Karena ada persoalan, saya kira jalur gugatan itu adalah yang paling pas,” tegasnya.
Namun, menurut Suryono jika memang dari tahun lalu masih ada sisa, maka itu akan dijadikan satu lompatan besar untuk mengembangkan pendanaan pada musim ini. “Kami sendiri sebagai rakyat yang bayar pajar. Pajak itu juga menyalur melalui APBD. Jadi, meskipun kami bertugas untuk mendukung tim, kami juga berhak mempertanyakan sebagai rakyat soal dana Persekabpas itu kemana saja,” tegasnya.
Sementara itu, para pengurus Persekabpas tahun lalu, sulit untuk dihubungi. Enam nomor handphone milik Bendahara II Dugel Lenggono juga tidak aktif. Sedangkan, Bendahara I Persekabpas Indra Kusuma berada di lingkungan tahanan atas kasus Kasda. Kalaupun ada yang menjawab, itupun samar. “Saya kira, untuk persoalan Persekabpas musim lalu, sudah cukup. Jadi, tidak perlu dibahas lagi,” tegas Akhmad Zubaidi, mantan wakil ketua umum Persekabpas, kemarin. (day)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar