Sabtu, 15 Mei 2010

klasemen sementara

28-02-2009 Divisi Utama
L
Persibo Bojonegoro 1 - 0 Persekabpas Pasuruan More info
04-03-2009 Divisi Utama
L
Gresik United FC 2 - 0 Persekabpas Pasuruan More info
12-04-2009 Divisi Utama
L
Persekabpas Pasuruan 0 - 1 Persebaya Surabaya More info
16-04-2009 Divisi Utama
D
Persekabpas Pasuruan 1 - 1 Perseman Manokwari More info
19-04-2009 Divisi Utama
W
PSIR Rembang 0 - 3 Persekabpas Pasuruan More info
24-04-2009 Divisi Utama
L
Persiku Kudus 3 - 2 Persekabpas Pasuruan More info
28-04-2009 Divisi Utama
L
Persibom BM 3 - 0 Persekabpas Pasuruan More info
02-05-2009 Divisi Utama
L
Persigo Gorontalo 2 - 0 Persekabpas Pasuruan More info
06-05-2009 Divisi Utama
W
Persekabpas Pasuruan 6 - 1 PSIM Yogyakarta More info
10-05-2009 Divisi Utama
L
Persekabpas Pasuruan 0 - 1 Persiba Bantul

Persekabpas Sudah Terdaftar


PASURUAN – Gonjang-ganjing seputar Persekabpas keikutsertaan di kompetisi Divisi Utama ditanggapi Asfatah Wijaya. Sekretaris umum Persekabpas ini membantah jika Persekabpas belum terdaftar di PSSI.

“Kemarin saya ngebel langsung Direktur kompetisi BLI Djoko Driyono. Dan ia menyatakan, Persekabpas sampai saat ini sudah terdaftar sebagai peserta Liga Divisi Utama 2008,” tegas Asfatah kemarin.

Menurut Fatah -panggilannya, Persekabpas sudah didaftarkan sebagai peserta Liga Divisi Utama pada Mei 2008 lalu. Ia juga membantah soal rumor yang diembuskan orang Pasuruan tentang pendaftaran peserta Liga yang ditutup sampai 14 Juni. Apalagi, sampai Persekabpas belum termasuk salah satu peserta.

“Saya tegaskan di sini, secara administratif, Persekabpas sudah terdaftar sebagai peserta. Hanya, persoalannya apakah dengan dana yang dialokasikan oleh Pemkab melalui KONI, cukup nggak. Itu yang perlu kita sikapi bersama,” terangnya.

Sebagaimana berita sebelumnya, pihak Sakeramania sampai harus melapor ke DPRD terkait wacana Persekabpas yang diragukan tampil di Divisi Utama musim ini. Sakemania pun mendesak wakil rakyat untuk perhatian kepada nasib Persekabpas. Dan mereka meminta agar menyampaikan ke pengurus Persekabpas agar tetap mengikutkan The Lassak tampil di Divisi Utama.

Sebelum Sakeramania, kegusaran juga mencuat di kalangan pemain, tim 11 dan juga anggota klub Persekabpas. Mereka meminta agar pengurus perlu duduk bersama untuk menyikapi persoalan ini lebih cepat. “Saya masih optimis jika Persekabpas tetap bisa tampil di Divisi Utama. Kami juga sudah merapatkan hal ini bersama pengurus lainnya,” terangnya.

Setelah pembicaraan dengan Djoko Driyono seputar keikutsertaan Persekabpas sebagai peserta liga, pria bertubuh bongsor ini juga mencari informasi soal diputarnya liga. “Kata Pak Djoko, kompetisi diputar 29 Juli 2008. Dan peserta klub diberi kesempatan untuk mendaftarkan pemainnya seminggu sebelum kompetisi diputar sampai satu bulan setelahnya,” cetusnya.

“Jadi, kalau dihitung masa pendaftaran pemain sekitar 23 Juli. Dan kita masih diperbolehkan menambah pemain itu pada 29 Agustus atau sebulan saat kompetisi sudah berjalan,” imbuhnya.

Fatah menilai kekhawatiran para publik bola Pasuruan bisa diartikan sebagai rasa ikut memiliki Persekabpas. Hanya, ia menegaskan tidak perlu terlalu mengkhawatirkan soal pendaftaran Persekabpas sebagai peserta liga.

“Yang perlu dikhawatirkan adalah soal pendanaannya. Bukan kepesertaannya. Kalau soal ikut atau tidak, kita pasti ikut. Tapi, dana cukup atau tidak, ini yang jadi persoalan,” selorohnya sambil terkekeh.

Persekabpas Masuk Wilayah Timur Lagi?


PASURUAN – Jika musim lalu ada degradasi, maka Persekabpas tentu sudah masuk di dalamnya. Tim kebanggaan masyarakat Pasuruan ini berada di urutan dua terbawah bersama Persegi Bali FC, ketika tampil di wilayah timur.

Namun, karena musim ini ada format Superliga, dan menuntut klub Divisi Utama lebih banyak, maka The Lassak -julukan Persekabpas pun selamat. Musim 2008 ini, Persekabpas pun masih bisa menyeruak masuk ke pentas Divisi Utama.

Hanya yang perlu digarisbawahi, wilayah timur seolah menjadi momok buat Persekabpas. Dua musim, tahun 2005-2006, performa Persekabpas mentereng ketika di wilayah barat. Namun, ketika 2007 berada di wilayah timur, posisi mereka jeblok, meski kucuran dana APBD tahun lalu lebih besar.

Menurut Sekum Persekabpas Asfatah Wijaya, musim ini sebenarnya Badan Liga Indonesia (BLI) sudah memutuskan untuk tiga format wilayah untuk Divisi Utama. Yakni, wilayah barat, tengah dan timur. “Salah satu pertimbangan pembagian wilayah adalah disesuaikan dengan letak geografis masing-masing tim,” ujar Asfatah, beberapa waktu lalu.

Bagaimana dengan Persekabpas? Fatah sendiri mendapatkan bocoran jika Persekabpas kembali masuk ke wilayah timur. Fatah bersama pengurus lainnya pernah meminta agar BLI bisa menempatkan Persekabpas ke wilayah tengah. Hal ini agar biaya perjalanan dan cost pertandingan relatif lebih murah.

Namun, usaha ini mentah. Sebab, BLI punya alasan lain, karena masuknya Gresik United (GU) dan Persema yang sama-sama di wilayah timur. “Lha, kalau GU saja yang lebih dekat dengan Bojonegoro masuk ke wilayah timur, masa Persekabpas bisa meloncat ke tengah. Jadi, hal ini sebenarnya sudah kita usahakan maksimal,” tegasnya.

Jika informasi bahwa Persekabpas masuk wilayah timur itu benar terjadi, maka anggaran yang terploting juga relatif besar. “Hanya, karena terbagi tiga wilayah, jumlah pertandingan lebih sedikit dibanding tahun lalu. Karena, jumlah tim di beberapa wilayah juga berkurang. Sehingga, biaya yang dikeluarkan juga bisa ditekan,” cetusnya.

The Lassak


Laskar Sakera atau Sakeramania adalah nama pendukung Persekabpas. Laskar Sakera mempunyai warna favorit oranye dan membawa poster yang biasanya bergambar bola dunia dengan mahkota raja berselempang tulisan Persekabpas, dan logo yang bergambar Pak Sakera, yaitu seorang laki-laki berkumis dengan menggunakan baju kemeja hitam dengan celana hitam dengan kaos dalam berwarna putih merah bergaris-garis melintang. biasanya membawa clurit dengan di kakinya membawa bola. Home base di Pogar Bangil, Kabupaten Pasuruan.

  • Berdiri :1982
  • Julukan :Laskar Sakera
  • Kapasitas :10.000
  • Ketua Umum:Udik Juniantoro
  • Manajer :H. Jusbakir Al-Jufri
  • Pelatih :Edy Simon badawi
  • Suporter :Lassak

Prestasi

  • LI 1995/1996 : Divisi II
  • LI 1996/1997 : Divisi II
  • LI 1998/1999 : Divisi II
  • LBM 1999/2000: Divisi II
  • LBM 2001 : Divisi II
  • LBM 2002 : Divisi II
  • LBM 2003 : juara Divisi II (Promosi ke Divisi I)
  • LBM 2004 : peringkat 4 Divisi I Wilayah Barat
  • LBM 2005 : masuk 8 besar
  • LBM 2006 : masuk 4 besar
  • LBM 2007 : Malu nyebutin hihihi

Sakeramania Yakin Ada Sisa


PASURUAN – Sakeramania kembali bersuara lantang. Suporter fanatik Persekabpas ini rupanya masih belum puas dengan penjelasan pengurus lama soal sisa dana yang dialokasikan dari dana hibah APBD untuk Persekabpas 2007 senilai Rp 22,5 M.

“Terus terang kami ingin ada kejelasan soal sisa dana Rp 22,5 M ini. Kalau hanya untuk kompetisi baik senior maupun junior, saya rasa dana ini masih banyak sisa. Saya dengar masih sisa Rp 7 M lebih. Tapi, sampai sekarang pengurus lama belum membicarakan hal ini secara jelas,” ujar M. Yanto, korwil Sakeramania asal Bangil saat berada di tengah-tengah Sakeramania lainnya di Rumah Makan Gempol Asri, kemarin.

Acara yang digagas KPK (Koordinator Pusat Kabupaten) Sakeramania ini dihadiri sekitar 100 orang. Menurut Ahmad Syakroni, penggagas acara, sedianya acara kemarin hanya untuk ajang halal bihalal antarseluruh elemen Sakeramania. “Tapi, kalau ada Sakeramania yang membahas soal lain, itu adalah aspirasi dari arus bawah. Kami sendiri hanya menyelenggarakan acara ini untuk halal bihalal,” cetus Roni, panggilan akrab Ahmad Syakroni, kemarin.

Acara ini juga sedianya mengundang pengurus dan mantan pengurus Persekabpas, jajaran pelatih dan unsur Muspika setempat. Sayang, tidak satupun pengurus dan mantan pengurus yang hadir. Hanya, pelatih Abdul Muntholib, Camat Gempol Suwito Adi yang berusaha ikut halal bihalal dengan jajaran Sakeramania ini.

Karena forumnya halal bihalal, mereka pun tidak memakai atribut kebesaran. Para Sakeramania dari 24 Korwil ini memakai pakaian bebas. Ada yang pakai baju takwa, kostum, kemeja dan sebagainya. “Kami memang mengundang mereka untuk saling memaafkan saja. Jadi, tidak perlu atribut suporter,” cetus Roni.

Hanya, ketika sesi dialog, beberapa Sakeramania berupaya sumbang saran. Yanto, Korwil Sakeramania bersuara lantang, tentang sisa anggaran Persekabpas 2007. “Kami sendiri meminta para anggota dewan ikut memberi penjelasan dalam hal ini. Mereka yang mengedok anggaran, maka mereka pun harus tahu kemana aliran dan pertanggungjawaban pengurus. Masak dewan tidak tahu, kan aneh,” tegasnya.

Hal senada juga diungkapkan Suryono Pane. Kordinator Sakeramania asal Beji ini juga meminta transparansi anggaran tahun lalu, biar menjadi acuan tahun ini. Suryono tidak habis pikir dengan aliran dana sebesar Rp 22,5 M, ternyata masih ada tunggakan pada pemain dan pelatih Persekabpas saat itu.

“Tadi saya tanya Pak Tholib, ternyata memang benar, dia belum dibayar dari sisa gaji tahun lalu sebesar Rp 10 juta. Sampai biaya untuk memperoleh sertifikat lisensi B saja, harus dengan uang sendiri. Lha, kemana saja aliran dana yang Rp 22,5 M itu,” terang Suryono.

Menurut Sakeramania yang juga mendalami masalah hukum ini, dirinya menyarankan pada pemain dan pelatih yang gajinya tidak dibayar pada musim lalu untuk mengajukan gugatan hukum. “Itu hak pemain dan pelatih. Karena ada persoalan, saya kira jalur gugatan itu adalah yang paling pas,” tegasnya.

Namun, menurut Suryono jika memang dari tahun lalu masih ada sisa, maka itu akan dijadikan satu lompatan besar untuk mengembangkan pendanaan pada musim ini. “Kami sendiri sebagai rakyat yang bayar pajar. Pajak itu juga menyalur melalui APBD. Jadi, meskipun kami bertugas untuk mendukung tim, kami juga berhak mempertanyakan sebagai rakyat soal dana Persekabpas itu kemana saja,” tegasnya.

Sementara itu, para pengurus Persekabpas tahun lalu, sulit untuk dihubungi. Enam nomor handphone milik Bendahara II Dugel Lenggono juga tidak aktif. Sedangkan, Bendahara I Persekabpas Indra Kusuma berada di lingkungan tahanan atas kasus Kasda. Kalaupun ada yang menjawab, itupun samar. “Saya kira, untuk persoalan Persekabpas musim lalu, sudah cukup. Jadi, tidak perlu dibahas lagi,” tegas Akhmad Zubaidi, mantan wakil ketua umum Persekabpas, kemarin. (day)

Jumat, 14 Mei 2010

Minta Dana Persekabpas 2007 Diusut


BANGIL- Kasus dana hibah Persekabpas senilai RP 12,7 miliar kembali dipertanyakan. Kemarin (25/2), sebanyak 14 LSM yang mengatasnamakan Forum Kajian Pasuruan (Forkap) melakukan audiensi dengan Kapolres AKBP Achmad Yani.

Forkap meminta Polres serius dalam mengusut tuntas kasus dana hibah Persekabpas 2007 sesuai dengan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK itu.

Dalam audiensi kemarin Forkap memberikan salinan LHP BPK itu kepada Kapolres, melalui Kabag Administrasi. “Kami datang ke sini ingin agar pihak Polres berusaha mengusut tuntas dana Persekabpas. Dasar pijakan kami jelas sesuai dengan LHP BPK. Kalau Kasda saja pijakan dasar untuk pengusutan adalah LHP BPK, kenapa dalam kasus Persekabpas juga tidak menggunakan dasar yang sama. Toh sama-sama dikeluarkan BPK,” cetus Lujeng Sudarto, juru bicara LSM kemarin.

Ayik Suhaya, Bupati LIRA mengakui kalau saat ini pihaknya belum melaporkan kasus dana hibah Persekabpas ini secara resmi. Aksi awal ini mereka lakukan untuk audiensi dan melihat sejauh mana respons Kapolres dalam menyikapi persoalan dana Persekabpas.

“Kami sudah audiensi dengan Kapolres. Dan kami diterima dengan baik. Harapan kami, dalam dua minggu ke depan, Polres bisa langsung mengusut kasus ini secara tuntas. Karena dasar pijakannya sudah jelas,” cetus Ayik, kemarin.

Hanya, menurut Ayik jika dalam kurun waktu yang ditentukan pihak Polres tidak ada tindaklanjut dari audiensi dan penyampaian dasar laporan dari BPK ini, maka segenap LSM ini akan kembali mempertanyakan kepada Polres. “Sesuai data yang kami berikan, sudah jelas dari laporan BPK kalau ada sebagian dana Persekabpas sebesar Rp 12,7 M yang tidak didukung bukti yang lengkap dan sah. Dan ini yang perlu ditindaklanjuti oleh petugas,” tegasnya.

Apakah persoalan ini bukan sudah ditangani pihak Polda? Ayik mengaku belum. Sebab, yang ditangani pihak Polda Jatim saat itu adalah dana hibah Persekabpas pada 2005-2006. “Dan saya kira pada 2007 ini belum. Sehingga, kami perlu melaporkan kasus ini ke Polres agar bisa ditindaklanjuti,” cetusnya.

Para kalangan LSM ini kemarin membeberkan data sesuai dengan LHP BPK. Dalam halaman 34 perwakilan BPK di Surabaya menyebutkan bahwa pada realisasi belanja bantuan hibah kepada Persekabpas sebesar Rp 12.731.376.636 tidak didukung bukti yang lengkap dan sah.

Bahkan, dalam LHP itu disebutkan dengan jelas, kalau pada tahun anggaran 2007 itu telah direalisasikan belanja bantuan hibah kepada badan/lembaga/organisasi swasta sebesar Rp 24, 2 miliar. Dari dana itu, Rp 22 miliar digunakan untuk bantuan hibah kepada Persekabpas.

Namun, dari kondisi tersebut, BPK menilai realisasi hibah bantuan Persekabpas tidak dapat diyakini kewajarannya sebesar Rp 12,7 M. Ini terinci dalam kelompok tim senior sebesar Rp 8,2 M. Tim junior Rp 2,4 M dan biaya organisasi Rp 2 miliar lebih.

Sementara itu, Kapolres Pasuruan, AKBP Achmad Yani mengaku masih mempelajari masukan yang diberikan oleh kalangan LSM tersebut. “Kita pelajari dulu. Kita butuh waktu,” ujar Kapolres kemarin.

Andalkan Serangan Balik


Kewaspadaan tinggi menghinggapi benak skuadra Persekabpas. Menghadapi tuan rumah Persibo di Stadion Letjen Sudirman, Bojonegoro sore ini, pelatih Persekabpas Abdul Muntholib tidak ingin muluk-muluk.

Tholib, panggilan Abdul Muntholib berpikir realisitis dengan kondisi yang ada. Saat ini, timnya lebih banyak mengandalkan semangat yang tinggi. Determinasi para pemainnya masih agak timpang. Hal ini menyusul beberapa pilarnya menderita sakit. Mereka adalah striker Mayona Antop, gelandang Jadmiko dan winger Abdurrahman Efendi.

Ketiga pemain pilar ini kemarin ditinggal di Pasuruan. Ketiganya tengah sakit dan tidak dibawa ke Bojonegoro. “Target paling tidak bisa curi poin. Saya harap anak-anak bisa mengambil poin di sana,” ujar Tholib saat berangkat dari Stadion Pogar, pagi kemarin.

Sebanyak 18 pemain dibawa ke Kota Ledre, Bojonegoro. Tholib sadar jika saat ini, lawan yang dihadapi sedang onfire. Kemenangan atas Pelita Jaya Purwakarta, 1-0 di di pentas Copa Indonesia, bisa saja menjadi pelecut pasukan Sartono Anwar ini. Artinya, secara matematis, jika menghadapi lawan yang satu level di atasnya Persibo bisa, maka menghadapi Persekabpas yang satu level di Divisi Utama, membuat Iswandi Dai dkk lebih bersemangat. “Anak-anak harus sabar dan bisa memainkan ritme permainan yang efektif,” ujar Tholib.

Dengan adanya gambaran awal, Tholib tampaknya akan memasang strategi bertahan. Meski enggan mengakui strategi negative football, namun tak bisa dimungkiri jika anak asuhnya akan bermain dengan mengandalkan serangan balik.

Hal itu tercetus dari ritme latihan yang lebih banyak mengandalkan Ibnu Suhadak sebagai striker tunggal. Tandem Ibnu yang selama ini dipasang, Ebus Angel dinilai kurang bersemangat.

Ibnu akan banyak mendapat suplay dari lini tengah yang dipasang lima pemain sekaligus. Pilar tengah seperti Fransisco Rotunno, I Putu Gede, Hariyanto dan duet winger, Arthur dan Jordi Kartiko diharapkan bisa menusuk jantung pertahanan Persibo. “Bisa saja, saya akan gantungkan penyerangan pada satu striker. Tapi, tentu saja strategi ini bisa berubah, ketika melihat permainan pada seperempat waktu awal pertandingan,” tegasnya.

Bombardir Persibo dengan mengandalkan serangan cepat juga sudah diantisipasi Tholib. Empat pemain belakang, masing-masing Etoga Romaric, Heri Iswanto, Hermanto dan Lan Bastian sudah dipoles khusus untuk membendung serangan Iswandi Dai, Varney Pas Boakai dan Samsul Arif. Striker Samsul sendiri saat ini sedang moncer. Itu terbukti karena mampu membobol gawang satu-satunya saat menghadapi tuan rumah Pelita Jaya. “Mungkin kita andalkan serangan balik yang cepat. Kita sudah tahu permainan Persibo. Dan mungkin mereka juga tahu permainan kita. Kita buktikan saja di lapangan,” tegasnya.